Dulu – sekitar tahun 70 an kebawah – orang kalau hendak bepergian pasti membawa sapu tangan, entah untuk menyeka keringat, buang ingus, atau keperluan lainnya. Jenis sapu tangannya juga macem2. Kalau untuk cewek terbuat dari kain yang tipis dan halus, berwarna putih atau pink dengan sulaman gambar bunga. Sedangkan saputangan pria lebih besar sedikit, bahan lebih tebal dan berwarna putih atau biru. Saputangan ini, kalau kotor tinggal dicuci, disetrika untuk kemudian dipakai lagi. Remaja jaman sekarang pasti nggak ada lagi yang membawa bahkan jarang yang kenal saputangan. Sebagai ganti saputangan mereka menggunakan tissue. Tissue digunakan untuk membersihkan tangan, menyeka keringat, buang ingus, bahkan buang hajatpun cukup dibersihkan dengan tissue. Cobalah simak tulisan berikut ini. Semoga setelah ini banyak orang yang beralih menggunakan saputangan lagi.
Tahukah Anda bahwa untuk memproduksi 1 kg tissue dibutuhkan air sebanyak 30 liter dan listrik sebesar 4 kwh? Taruh kata setiap orang memakai tissue rata-rata hanya 50 gram per hari dan hanya 1/4 penduduk Indonesia yang menggunakan tissue (karena orang-orang miskin mana bisa membeli tissue?), maka setiap tahun Indonesia membutuhkan 21 ribu ton tissue, dan untuk memproduksinya butuh 630 juta liter air dan 84 juta kwh listrik. Artinya apa? 630 juta liter air berarti nggak perlu ada penduduk Indonesia yang kekurangan air, dan 84 juta kwh listrik artinya membuang gas co2 sebesar 42 ribu ton, setara dengan gas buang 10 ribu kendaraan roda 4 dalam setahun!!
Nah, sedikit informasi yang saya berikan ini pasti dapat member pencerahan bagi kita semua terutama para pembaca. Dengan membaca dua paragraph singkat diatas, mungkin kita dapat dengan mudah membuat 10 paragraf tentang penyesalan kita menggunakan tissue. Karena sudah sangat jelas, hanya kerugian yang kita dapatkan. Beralihlah mulai detik ini !
0 Response to "Tissue vs paru paru dunia kita"
Posting Komentar