Global warming dikala saat ini

Global Warming 

 
kini kita membahas  Global Warming, banyak kalangan yang underestimate terhadap apa yang dirembugkan delegasi-delegasi negara di KTT Climate Change yang diselenggarakan di Bali. Sebagian besar memandang event ini hanya sebuah dagelan wacana belaka.
Terlepas dari semua itu, masalah pemanasan global tetap merupakan masalah yang mengancam. Pertanyaannya sekarang adalah, bila kesepakatan antar delegasi negara tersebut belum klop, apakah kita hanya berdiam diri?
Aku ingin mengutip sebuah kalimat yang pernah digunakan salah seorang politisi Indonesia ketika sedang berkampanye :
“Tangan saya kecil, tangan anda juga kecil… dan tangan seluruh rakyat Indonesia juga kecil. Namun bila tangan-tangan ini bersatu, gunung pun bisa kita geser”
Hiperbola memang… namun dari kalimat tersebut ada makna yang bisa kita petik. Komunitas Blogger Indonesia adalah komunitas yang besar. Berbeda sekali ketika aku mulai ngeblog tahun 2001 lalu dimana jumlah Blogger masih sedikit sekali. Bayangkan jika kita, setiap Blogger Indonesia, mau sedikit peduli terhadap pemanasan global tentunya akan memberi pengaruh yang besar. Jadi, mulailah dari diri sendiri!
Lalu apa yang bisa dilakukan seorang Blogger untuk ikut andil/peduli terhadap pemanasan global? Dilihat dari gambar paling atas, pemanasan global besar dipengaruhi oleh adanya emisi gas (diantaranya karbon dioksida). Dan 40% dari emisi karbon dihasilkan oleh sektor ketenagalistrikan. Dan selain “kebutuhan” akan listrik, dunia blogger juga dekat dengan penggunaan kertas dan tinta yang dalam proses produksinya juga menghasilkan gas emisi.
Diagram Hubungan Blogger - Global Warming
Seperti yang terlihat pada diagram hubungan antara Blogger dengan Pemanasan Global di atas, selain melakukan tindakan-tindakan secara umum untuk Stop Global Warming,
Nah, dari tadi kita udah membahas apa apa saja yang menjadi penyebab dari global warming sekarang saya akan menjabarkan tentang solusi untuk mencegah global warming tsb :

1. Hemat Penggunaan Komputer
Matikan saat tidak digunakan, stop melakukan download gila-gilaan yang menguras tenanga komputer sampai menyentuh titik panasnya. Blogger yang gemar main game (terutama game online) biasanya suka ngidupin komputer sampe pagi cuma buat vending tuh.
2. Hemat Penggunaan AC
Biar ngeblog tetep adem, buka jendela atau ganti AC dengan kipas angin, bila perlu pakai tenaga kipas-kipas tangan.

3. Kurangi penggunaan lampu di siang hari
Buka jendela, biarkan sinar matahari pagi masuk; kan baik juga buat kesehatan. Siang-siang juga buat apa ngidupin lampu? Selain ngefek ke pemanasan global, juga ngefek ke biaya listrik rumah atau kantormu. Mau?
4. Jangan biasakan ngeblog sambil menghidupkan TV
Kalau ngeblog ya ngeblog, kalau nonton ya nonton.
5. Pastikan indikator penanda arus listrik sudah padam saat tidak menggunakan alat elektronik
Kalau masih menyala berarti masih ada alirannya. Hal kecil memang, tapi bayangkan kalau hal ini terjadi sepanjang waktu. Banyak deh nyumbang untuk bikin bumi kita tenggelam.
6. Pantau penggunaan listrik bulanan
Kalau meningkat, bertekadlah untuk bulan depan musti turun. Sekarang juga sudah ada sistem voucher dari PLN. Sama kayak voucher ponsel, tapi yang ini ngga ada masa berlaku atau masa tenggangnya. Dipakai sampai habis trus jeglek! Makanya musti diisi sebelum voucernya habis. Dengan begini, pemakaian listrik bisa lebih terkontrol.
7. Hemat penggunaan kertas
Gunakan pada dua sisi kertas bantu pula menghemat dengan program seperti fineprint.



Tissue vs paru paru dunia kita


Dulu – sekitar tahun 70 an kebawah – orang kalau hendak bepergian pasti membawa sapu tangan, entah untuk menyeka keringat, buang ingus, atau keperluan lainnya. Jenis sapu tangannya juga macem2. Kalau untuk cewek terbuat dari kain yang tipis dan halus, berwarna putih atau pink dengan sulaman gambar bunga. Sedangkan saputangan pria lebih besar sedikit, bahan lebih tebal dan berwarna putih atau biru. Saputangan ini, kalau kotor tinggal dicuci, disetrika untuk kemudian dipakai lagi. Remaja jaman sekarang pasti nggak ada lagi yang membawa bahkan jarang yang kenal saputangan. Sebagai ganti saputangan mereka menggunakan tissue. Tissue digunakan untuk membersihkan tangan, menyeka keringat, buang ingus, bahkan buang hajatpun cukup dibersihkan dengan tissue. Cobalah simak tulisan berikut ini. Semoga setelah ini banyak orang yang beralih menggunakan saputangan lagi.

Tahukah Anda bahwa untuk memproduksi 1 kg tissue dibutuhkan air sebanyak 30 liter dan listrik sebesar 4 kwh? Taruh kata setiap orang memakai tissue rata-rata hanya 50 gram per hari dan hanya 1/4 penduduk Indonesia yang menggunakan tissue (karena orang-orang miskin mana bisa membeli tissue?), maka setiap tahun Indonesia membutuhkan 21 ribu ton tissue, dan untuk memproduksinya butuh 630 juta liter air dan 84 juta kwh listrik. Artinya apa? 630 juta liter air berarti nggak perlu ada penduduk Indonesia yang kekurangan air, dan 84 juta kwh listrik artinya membuang gas co2 sebesar 42 ribu ton, setara dengan gas buang 10 ribu kendaraan roda 4 dalam setahun!!

Nah, sedikit informasi yang saya berikan ini pasti dapat member pencerahan bagi kita semua terutama para pembaca. Dengan membaca dua paragraph singkat diatas, mungkin kita dapat dengan mudah membuat 10 paragraf tentang penyesalan kita menggunakan tissue. Karena sudah sangat jelas, hanya kerugian yang kita dapatkan. Beralihlah mulai detik ini !

EROSI

Erosi adalah salah satu akibat dari illegal logging. jadi untuk post ini saya akan membahas tentang erosi.


Pengeretian Erosi
Erosi adalah suatu proses dimana tanah dihancurkan (datached) dan kemudian dipindahkan ke tempatn lain oleh kekuatan air, angin, dan garafitasi. Di Indonesa, erosi yang terpenting adalah erosi yang di sebabkan oleh air.
Erosi dibedakan menjadi dua, yaitu erosi hgiologi (alami) dan erosi dipercepat (accelerated erosion). Erosi geologimerupakan erosi yang berjalan sangat lambat, dimana jumlah tanah yang tererosi sama dengan jumlah tanah yang terbentuk. Erosi ini tidak berbahaya karena terjadi dalam keseimbangan alami. Sedangakan erosi dipercepat merupakan erosi yang terjadi lebih cepat akibat aktifitas manusia yang menganggu keseimbangan alam. Jumlah tanah yang tererosi lebih banyak daripada tanah ang terbentuk. Erosi ini berjalan sangat ceat sehingga tanah di permukaan (top soil) menjadi hilang.

1. BENTUK EROSI
Berdsarkan bentuknya erosi dapat dibedakan menjadi :
a. Pelarutan
Tanah kapur mudah dilarutkan air sehingga di daerah kapur sering di temukan sungai-sungai di bawah tanah.
b. Erosi percikan (Splash Erosion)
Cura hujan yang jatuh langsung ke tanah dapat melempar butr-butir tanah sampai setinggi 1 meter keudara. Didaerah yang berlereng, tanah yangt terlempar tersebut umumnya jatuh kelereng dibawahnya.
c. Erosi Lembar (Sheet Erosion)
Pemindahan tanah terjadi lember demi lember (lapis demi lapis) mulai dari lapisan yang paling atas. Erosi sepintas lalu tidak terlihat, karena kehilangan lapisan-lapisan tanah seragam, tetapi dapat berbahaya karena pada suatu saat seluruh top soil akan habis.
d. Erosi Alur (Rill ERosion)
Dimulai dengan genagan-genagan kecil setempat-setempat di satu lereng, maka bila air dalam genagan tersebut mengalir, terbentuklah alur-alur bekas aliran tersebut. Alur-alur tersebut mudah di hilangkan dengan pengolahan tanah biasa.
e. Erosi Gully (Gully Erosion)
Erosi ini merupakan lanjutan dari erosi alur tersebut. Karena alur yang terus-menerus digerus oleh aliran-aliran air terutama daerah-daerah yang banyak hujan, maka alur-alur tersebut menjadi dalam dan lembare dengan aliran yang lebih kuat. Alur-alur tersebut tidak dapatb hilang dengan pengolahan tanah biasa.
f. Erosi Parit (Channel Erosion)
Arit-parit yang besar sering masih terus mangalir lama setelah hujan berhenti. Aliran air dalam parit ini dapat mengikis dasar parit atau dinding (tebing) parit dibawah permukaan air, sehingga tebing diatasnya dapat runtuh ke dasar parit. Adanya gejala Neader dari suatu aliran dapat meningkatan pengikisan tebing di tempat-tempat tertentu (Beasley, 1972).
Erosi juga dapat mneyebabkan longsor. Tanah longsor terjadi karena gaya grafitasi . pada umumnya, karena di bagian bawa tanah terdapat lapisan yang licin dan kedap air (sukar di tembus air) seperti batuan liat. Pada saat musim hujan, tanah di atasnya menjadi jenuh air sehingga berat dan bergeser ke bawah melalui lapisan yang licintersebut sebagai tanah longsor.

2. FACTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EROSI
Beberapa factor yang mempengaruhi besarnya erosi air pada tanah yang terpenting adalah sebagai barikut.
1. Cura hujan
Intensitas hujan dapat mepengaruhi erosi. Semakin deras hujan, maka semakin besar erosi yang di timbulkan. Selain itu curah hujan yang jatuh di permukaan tanah yang kekuatnnya sangat besar untuk memecahkan gumpalan-gumpalan tanah. Penghancuran gumpalan tanah tersebut selain memudahkan pengangkutan partikel-partikel tanah ketempat lain, partikel-partikel tanah menjadi halus dan dapat enutupi pori-pori tanah sehingga menyebabkan peresapan air kedalam tanah menjadi terhambat. Akibatnya, aliran permukaan (run off) menjadi lebih besar sehingga kemungkinan terjadinya erosi juga meningkat .
2. sifat-sifat tanah.
Sifat-sifat tanah yang mempengaruhi kepekaan tanah terhadap erosi adalah tekstur tanah, sruktur tanah,daya infiltrasi/ permeabilitas tanah, dan kandungan bahan organic.
3. lereng / Topografi
Erosi akan meningkat apabila lereng semakin curam atau semakin panjnag.
4. Vegetasi
Vegetasi memunyai pengaruh terhadap erosi, seperti menghalangi air hujan agar tidak langsung jatuh ke permukaan tanah, menghambat aliran permukaan dan memperbanyakair infiltrasi, serta penyerapan air dalam tanah diperkuat oleh transpirasi (penguapan air) melalui vegetasi.
5. Manusia
Tindakan manusia sering kali berdampak buruk terhadap lingkungan yaitu menyebabkan erosi di percepat. Contoh pengndulan hutan di daerah pegunungan menyebabkan erosi dan banjir.

3. DAMPAK EROSI
Erosi tidak hanya menyebabkan kerusakan tanah di tempat terjadinya erosi, tetapi juga kerusakan di tempat lain di mana hasil erosi tersebut diendapkan. Di Indonesia akibat erosi telah mengahasilkan tanda kritis diberbagai tempat. Di jawa saja terdapat lebih dari 1,5 juta tanah yang rusak berat, terutama daerah Majalengka (Jawa Barat), Pengaron (Kalimantan Selatan), Selatan Banjar Negara (Jawa Tengah), Gunung Kidul (Yogyakarta), Seletan Boborogo (Jawa Timur), Dan lain-lain.

Illegal Logging

Permasalahan illegal logging (pembalakan liar) tidak pernah selesai dibicarakan. Dari tahun ke tahun isu tersebut justru semakin memanas, karena penyelesaiannya tak kunjung mencapai titik temu. Seperti fenomena gunung es, kasus yang mencuat ke permukaan hanyalah sebagian kecil dari praktik pembalakan liar yang melibatkan masyarakat, korporat, aparat, dan pejabat. Kerusakan lingkungan yang ditimbulkannya, kemudian menyebabkan bencana alam dan bencana ekonomi yang berkesinambungan.
Riau sebagai daerah yang memiliki potensi sumber daya alam cukup memadai, kemudian menjadi daerah yang menjadi sorotan media karena kasus pembalakan liar. Hal ini disebabkan pejabat berwenang terlalu mudah memberikan izin bagi perusahaan-perusahaan pengelola hutan tanpa melalui kajian ekologis yang memadai. Selain itu regulasi yang diberlakukan juga banyak yang tidak ramah lingkungan, bahkan cenderung memberikan celah bagi perusahaan untuk melakukan perusakan.
Pembalakan liar di Riau memang luar biasa. Setelah penemuan sekitar 100.000 meter kubik kayu ilegal di Pelalawan, belum lama ini kembali dibuktikan dengan penemuan ribuan tual kayu oleh tim gabungan pemberantasan illegal logging di Kampar. Hanya berselang empat hari setelah penemuan 2.500 tual kayu di Desa Mentulik pada dua titik lokasi, tim kembali menemukan dua titik tumpukan kayu yang jumlahnya mencapai ribuan (Riau Pos, 4 Mei 2008).
Namun sampai sejauh ini penindakan terhadap pelaku pembalakan liar masih belum terlihat. Kondisi tersebut antara lain disebabkan rumitnya penanganan hukum terhadap kasus tersebut. Bahkan dalam banyak kasus, pelaku yang jelas terbukti bersalah dapat dinyatakan bebas ketika sampai di pengadilan. Hal itu tentu saja menimbulkan tanda tanya di benak masyarakat. Melihat fenomena hukum yang demikian, tentu saja pelaku pembalakan liar semakin leluasa melakukan aksinya sebab mereka merasa mudah melepaskan diri dari jeratan hukum.

Miskomunikasi Antarinstitusi
Ketidakpastian hukum dalam penanganan kasus pembalakan liar disebabkan karena belum adanya kesepahaman antarinstitusi penegak hukum. Terjadinya ketidaksepahaman tersebut kemudian menyebabkan terjadinya miskomunikasi antarinstitusi, terutama Departemen Kehutanan dan Polri. Hal itu kemudian memunculkan ego institusi dalam menanganai kasus tersebut. Sehingga penanganannya menjadi berlarut-larut tanpa kepastian hukum yang jelas. Ini merupakan suatu kemunduran, mengingat perang terhadap pembalakan liar sudah dilakukan oleh jajaran Polda Riau sejak awal 2007 lalu.
Kondisi tersebut tercermin dengan masih disibukkannya Polda Riau oleh agenda untuk melengkapi berkas perkara terhadap 14 perusahaan HTI yang tergolong besar. Hal itu disebabkan, Kejaksaan Tinggi Riau menyatakan berkas perkara yang disampaikan polisi belum lengkap untuk dapat menuntut perusahaan-perusahaan itu telah melanggar aturan hukum. Kejati Riau ingin berkas itu benar-benar lengkap agar ketika bertarung di pengadilan, jaksa dapat memenangkan perkara (KOMPAS, 30 April 2008).
Kasus pembalakan liar dan sengketa kasus hukum kayu di Riau, kemudian dinilai sangat berat. Logikanya, kalau tidak berat, tentunya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak akan membentuk tim khusus penyelesaian kasus Riau di bawah koordinasi Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan. Namun hal itu belum menjadi jaminan kasus perkayuan di Riau diselesaikan dengan baik. Yang terjadi justru adanya kesimpangsiuran masalah hukum dan aturan-aturan penindakan.
Kalau presiden saja tidak mampu mengatasi permasalahan pembalakan liar di Riau, lalu siapa lagi? Wajar bila masyarakat cenderung apatis melihat kasus pembalakan liar di lingkungannya. Hal ini disebabkan banyaknya permainan hukum yang melibatkan pihak berwenang, baik itu pemerintah pengambil kebijakan maupun aparat penindak. Akhirnya masyarakat hanya menunggu sambil berharap tidak menjadi korban dari dampak negatif kerusakan hutan.

Be Green Be Clean

Tanggal 22 April yang baru saja berlalu, masyarakat Internasional khususnya pencinta lingkungan ramai memperingati hari tersebut sebagai Hari Bumi, yaitu suatu bentuk kegiatan untuk meningkatkan kesadaran dan penghargaan atau penghormatan terhadap planet bumi yang kita didiami. Sebagai makhluk paling sempurna lagi mulia yang diciptakan oleh Tuhan maha pencipta dan seluruh alam dengan segala isinya, Manusia dibebankan untuk memangku tugas yang maha penting, dipundaknyalah amanah tersebut dibebankan, bahkan makhluk lain yang telah diciptakan oleh Nya pun tidak sanggup memikul beban amanah tersebut, sebagaimana Malaikat mempertanyakannya dalam suatu episode penciptaantaan manusia oleh Tuhan yang maha kuasa, bahwa manusia adalah sebagai makhluk yang suka menumpahkan darah dan membuat kerusakan di bumi padahal Tuhan maha tau segalanya.
Hal lainnya Bencana Alam yang kerap melanda di bumi Nusantara, sebagian besar adalah karena ulah dari segelintir manusia itu sendiri dalam mengexploitasi sumber daya alam, lingkungan dan sumber daya lain secara serampangan dan berlebihan demi kepentingan ekonomi semata tanpa mengkaji dampak yang akan ditimbulkannya.
Musibah banjir, longsor, pencemaran lingkungan dengan bahan-bahan yang berbahaya dan beracun baik didarat di lingkungan perairan maupun udara sampai kepada dampak terhadap pemanasan global merupakan isu yang sering menjadi hal memprihatinkan bagi pencinta lingkungan.
Ternyata banyak sekali pelajaran yang dapat diambil dari permasalahan ini untuk itu saya akan membahas secara rinci tentang kemalangan  paru - paru dunia kita yang saya rasa sangat patut untuk diperbincangkan dan didiskusikan bersama. Selamat membaca.